Ahai sekarang materi tentang puisi cinta kayaknya… nih pelajaran B. Indonesia. Mulai saja sekarang…
CINTAKU JAUH DI PULAU
Karya, Cahiril Anwar
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri,
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan oleh-oleh buat si pacar,
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.
Di air yang tenang,
di angin mendayu,di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?
!Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri
Tema
Kalau di tinjau dari puisi bait pertama dapat kita simpulkan temanya yaitu penyesalan seseorang atas segalatindakan karena telah menyia-nyiakan wanita yang sangat dicintai, dan ketika ia sadar akan cinta dan kasih sayangnya yang sejati, ajal terlebihdahulu menjemputnya.
Irama (Ritme)
Kalau dari kata – katanya sudah bisa disimpulkan bahwa iramanya berupa pengulangan yang teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang yangmenciptakan keindahan. Irama dapat juga berarti pergantian lemah-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek kata secara berulang-ulangdengan tujuan menciptakan gelombang yang memperindah puisi.
Ritme
Rima yang berumus (a-b) dan (a-b-a-b) tampak jelas pada puisi tersebut. Bait pertama dan bait terakhir dituliskan oleh penyair dengan rima (a-b), yakniCintaku jauh di pulau, gadis manis, sekarang iseng sendiri,. Kemudian pada bait terakhir berbunyi Manisku jauh di pulau, kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri. Selain itu, pada bait ke- 2,3,dan 4 ditampilkan penyair dengan persamaan vocal akhir yang berumus (a-b-a-b).
Makna Lambang
Bait I “Cintaku jauh di pulau” berarti. Kekasih tokoh aku (gadis manis) berada di suatu tempat yang jauh. “Gadis manis sekarang iseng sendiri” artinya sang kekasih tersebut adalah seorang gadis yang manis yang menghabiskan waktu sendirian (iseng) tanpa kehadiran tohoh aku.
Bait II, si tokoh aku menempuh perjalanan jauh dengan perahu karena ingin menjumpai atau menemui kekasihnya. Ketika itu cuaca sangat bagus dan malam ketika bulan bersinar, namun hati si aku merasa gundah karena rasanya ia tak akan sampai pada kekasihnya.
Bait III menceritakan perasaan si aku yang semakin sedih karena walaupun air terang, angin mendayu, tetapi pada perasaannya ajal telah memanggilnya (Ajal bertahta sambil berkata : “Tujukan perahu ke pangkuanku saja”).
Bait IV menunjukkan si aku putus asa. Demi menjumpai kekasihnya ia telah bertahun-tahun berlayar, bahkan perahu yang membawanya akan rusak, namun ternyata kematian menghadang dan mengakhiri hidupnya terlebih dahulu sebelum ia bertemu dengan kekasihnya.
Bait V merupakan kekhawatiran si tokoh aku tentang kekasihnya, bahwa setelah ia meninggal, kekasihnya itupun akan mati juga dalam penantian yang sia-sia.
Majas
1. Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati seolah-olah hidup.
…
angin membantu, laut terang, tapi terasa
…
Di air yang tenang, di angin mendayu,
…
Mengapa Ajal memanggil dulu
…
2. Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan melebih-lebihkan.
…
Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
....
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.
…
Amanat
Maka dapat disimpulkan yaitu janganlah menyia – nyiakan orang yang kita sayangi dan tiada guna lagi untuk menyesali apabila ia tiada.
What does the casino and betting - Drmcd
BalasHapusNo, the 전라북도 출장안마 casino is illegal. It is illegal for bettors to wager 성남 출장샵 on game variety, including American 아산 출장안마 Roulette, 여주 출장마사지 and American 대구광역 출장마사지 Football.